KONFIGURA 
KONFIGURASI DNS SERVER
KONFIGURASI DNS SERVER
( LINUX)
Pendahuluan
Konfigurasi
 yang akan dibicarakan di sini adalah versi 8.1.2, bukan 4.x. Kedua 
versi ini sedikit mempunyai perbedaan. Konfigurasi ini akan dibagi-bagi 
lagi menjadi jenis-jenis DNS  yaitu cache, primary dan secondary.
Secara umum file-file yang perlu dibuat adalah :
·         Named.conf
File
 ini merupakan file konfigurasi utama dari named. Di file inilah akan 
dinyatakan file-file database yang akan digunakan untuk menterjemahkan 
IP address ke Hostname atau sebaliknya.
·         File database domain
File ini berisikan nama-nama host dari sebuah domain  yang di mapping ke ip addressnya .
·         File database reverse domain
Kebalikan dari file database domain, file ini memuat daftar ip address yang dimapping ke host name dari domain tertentu.
Ketiga
 file ini mutlak dibutuhkan untuk membuat name server. Untuk DNS tipe 
cache, hanya file pertama yang dibutuhkan. Sedangkan file kedua dan 
ketiga diperlukan untuk primary dan secondary server.
Konfigurasi File Named.conf
File
 ini merupakan file utama dan yang pertama dibaca sewaktu memulai named.
 File ini berisikan jenis server apa yang akan dibuat, apa saja 
nama-nama file database domain dan reverse-nya ( kebalikannya ). Berikut
 diterangkan beberapa optionsnya :
1. Letak file konfigurasi 
Syntax :
          options     {
          directory    /nama/direktori   ;
          };
Contoh :   options     {
          directory    /var/named;
                   };
2. Pengaturan zone
Syntax :
          zone  "nama.zone.com" {
              type jenis_type_server;
              file "nama_file_database_host" ;
          };
Contoh :   
zone  "salman.itb.ac.id" {
              type  master;
              file   "db.salman.itb.ac.id ";
          };
Jika jenis server yang akan digunakan adalah secondary atau dalam versi 8 ini disebut slave, maka sintaks yang digunakan :
          zone  "salman.itb.ac.id"  {
              type  slave;
              masters     {
                   167.205.206.100;
              };
          };
IP address yang disebutkan diatas merupakan IP address Domain Name Service 
Untuk zone root atau dengan kata lain ".", cara penggunaannya :
          zone  "."  {
              type hint;
              file "named.root";
          };
Zone-zone resolve, dapat dituliskan sebagai berikut :
          zone  "9.205.167" {
              type master;
              file "9.205.167.in-addr.arpa";
          };
Pada contoh di atas, zone “9.205.167” merupakan kumpulan ip address yang berada pada ip kelas C 167.205.9.x, mulai dari 167.205.9.0-167.205.9.255.
3. ACL (Access Control List) 
ACL
 adalah daftar alamat ip atau host. Daftar ini diperlukan bila ada rule 
yang mengharuskan. Misalnya DNS server ini hanya boleh dipakai oleh 
sekelompok tertentu saja, sisanya di tolak. Hal ini diperlukan untuk 
membuat DNS server yang diquery dari dalam firewall
acl name   {
           daftar_list_nama;
          };
Query
Dengan
 query ini, named dapat di set untuk memenuhi permintaan query dari 
host-host dengan ip tertentu saja. Selain ip-ip tersebut akan ditolak.
allow-query {
          167.205/16;
          }
Transfer
Seperti
 sudah dibicarakan sedikit di atas, hubungan antara primary ( master ) 
dengan secondary ( slave ) diperlukan sebuah sinkronisasi. Untuk 
melakukan transfer zone , master harus memberikan izinnya kepada slave 
seperti demikian :
allow-transfer {
          167.205.15.7;
          }
CONTOH FILE NAMED.CONF
Dalam
 contoh kali ini kita mengunakan domain salman.itb.ac.id, dan 
diasumsikan jaringan pada domain salman.itb.ac.id mempunyai network 
address 167.205.206.96.
options { 
     directory “/var/named/”;
     fetch-glue no;
recursion no;
allow-query {167.205.206.96/26;127.0.0/8;};
allow-transfer {167.205.206.99;};
 zone "." {
        type hint;
        file "db.cache";
};
zone "0.0.127.in-addr.arpa" {
        type master;
        file "db.127.0.0";
};                       
zone “salman.itb.ac.id”  in {
     type master;
     file “db.salman.itb.ac.id”;
};
zone “206.205.167.in-addr.arpa” in{
     type master ;
     file “db.167.205.206”;
};
Option “fetch-glue no”  digunakan bersama dengan option “recursion no”  untuk menjaga cache server dari “pertambahan” atau “terkorupsi”.
 Selain itu men-disable recursion membuat server kita menjadi mode 
pasif, tidak pernah mengirim request ke name server yang lain. Mode ini 
sulit di-spoof.
Option “allow-query” menyebutkan bahwa hanya komputer pada network address 167.205.206.96 dan komputer local saja yang bisa mengakses DNS server.
Option “allow-transfer “ menyebutkan IP address host yang menjadi  secondary name server.
Pada
 konfigurasi diatas kita terlihat bahwa kita mempunyai 4 file database 
yang terletak dibawah direktori /var/named/. File tersebut antara lain:
1.     db.cache 
Berisi daftar  root DNS yang ada di seluruh dunia.
2. db.127.0.0
Berisi mapping local hostname ke IP address
3. db.salman.itb.ac.id
Berisi mapping IP address ke hostname pada domain salman.itb.ac.id
4. db.167.205.206
 Berisi mapping  hostname ke IP address  pada domain salman.itb.ac.id
Konfigurasi File Database Name Server
Selain
 membuat file named.conf, file yang perlu kita buat adalah file database
 domain dan file reverse database domain Pada modul kali in akan dibahas
 tentang kedua file tersebut.
Konfigurasi File Database Domain 
Dalam
 file ini terdapat satu set informasi untuk setiap domain. Set informasi
 untuk suatu domain bisa berupa IP address, nama alias , nama sever yang
 bertanggung jawab atas domain tersebut dan lain-lain.
Masing-masing informasi dalam satu set informasi disebut “resource record”.
Format standart untuk setiap resource record dalam file database domain adalah :
<hostname atau zona> <ttl> <address class> <tipe> <catatan spesifik>
Keterangan :
1.     Field pertama ialah nama  domain atau bisa juga  namat host yang akan diresolve. Penulisan field ini selalu dimulai pada kolom pertama.
Untuk
 semua resource record selain resource record pertama dalam suatu file, 
field ini boleh dikosongkan. Jika field ini dikosongkan maka domain yang
 tidak disebutkan ini akan merujuk ke resource record pertama.
2.     ttl
 (time to live) adalah waktu lamanya data boleh disimpan dalam file 
database ini. Bila field ini dikosongkan maka TTL dipakai adalah TTL 
yang disebutkan dalam resourch record SOA (Start Of Autority). SOA akan 
diterangkan setelah ini.
3.     address class . hanya satu class yang di support, yaitu IN, untuk Internet class.
4.     Type resource record : 
Beberapa tipe yang banyak dipakai adalah
A.   SOA (Start of Authority)
Untuk
 mendeklarasikan suatu zona dan pengaturnya. Record ini mutlak 
diperlukan dalam suatu name server. Setiap zona hanya memiliki sebuah 
zona.
<zona> IN SOA <origin> <contact> (
serial
refresh
retry
expire
minimum
)
-Zona    : Mendefinisikan zona DNS
-Origin   : Primary DNS server
- Contact :
 email address dari administrator/penanggung jawab dari Name Server ini.
 Tanda @ pada email address diganti dengan tanda . ( titik).
-Serial   :
 Nomor seri zona file yang merupakan salah satu acuan bagi secondary 
server, apakah record yang ada lebih baru. Sebaiknya disesuaikan dengan 
saat pembuatan file, sintak yang dianjurkan adalah YYYYMMDDHHmm 
(tahun-bulan-tanggal-jam-menit). Sintak seperti di atas akan membantu 
dalam melacak perubahan.
-Refresh      : Selang waktu untuk secondary server mengecek data di  primary server.
-Retry  : Lama waktu tunggu bagi secondary server untuk mengulangi pengecekan jika usaha pengecekan sebelumnya gagal.
-Expire  : Lama waktu data di secondary server kadaluarsa sejak kegagalan refresh.
-Minimum : nilai time to live untuk semua record.
B. Name Server Record
Merupakan identifikasi DNS server untuk sebuah domain.
Format yang umunya dipakai :
[domain} IN NS dns_server
Keterangan:
·         domain      : domain yang ditangani oleh dns server yang disebutkan dalam field dns_server
·         .dns_server :  Hostname dari server yang bertanggung jawab atas domain tersebut di depan.
C. Mail Exchanger
Mail exchanger adalah sebuah server yang menyediakan service untuk menerima atau meneruskan  mail
 untuk / dari host lainnya. Mirip dengan sebuah relay untuk meneruskan 
mail. Pada MX record ini terdapat sebuah angka prioritas, yang semakin 
rendah angkanya berarti semakin tinggi prioritasnya. Priorotas di sini 
dimaksudkan untuk host yang mempunyai beberapa MX record.
Format:
name IN  MX prioritas    host
Keterangan:
·         name    : hostname atau domai tujuan pengiriman email
·         prioritas  : tingkat prioritas mail exchanger yang akan digunakan untuk me-redirect mail ke ‘name’. Hal ini diperlukan karena suatu mail server bisa saja mempunyai mail exchanger lebih ar satu.
·         Host    : hostname dari mail exchanger.
D. Aliasing
Seperti
 arti katanya, aliasing berfungsi untuk memberikan nama lain kepada 
sebuah host yang sudah punya nama. Jenis record yang digunakan bernama 
CNAME ( Canonical Name ).
Format :
alias    IN  CNAME    host
Keterangan:
-          alias  : nama alias
-          host   : nama asli host asli
E.   Address record 
Untuk memetakan hostname ke IP address. Format:
hostname IN A address 
Keterangan:
Host   : nama suatu host. Hostname ini ditulis secara relatif terhadap domain host tersebut. Misalakn host students.ee.itb.ac.id akan ditulis students saja pada file database untuk zona ee.itb.ac.id
Address : IP address dari host tersebut diatas.
Contoh lengkap untuk domain salman.itb.ac.id
Nama file : “/var/named/db.salman.itb.ac.id”. File ini merupakan file yang dideklarasikan di file named.conf pada zona “salman.itb.ac.id”.
    @ IN      SOA     ns.salman.ac.id.  admin.ns.salman.itb.ac.id.(
                        2001090100    ;serial thblntglnomor
                        86400         ;refresh setiap  12 jam
                        3600          ; retry 1 jam
                        3600000       ; expire 1000 jam
                        86400 )       ;TTL
                        IN      NS     ns.salman.itb.ac.id.
gtw                   IN          A       167.205.207.27
                        IN        A       167.205.206.97
ns              IN           A    167.205.206.100
localhost           IN      A       127.0.0.1
attaqwa               IN      A       167.205.206.109
attaubah          IN      A       167.205.206.110
unit             IN      A       167.205.206.101
                        IN      MX 10   unit
                        IN      MX 20   gtw
                        IN      MX 50   mx.itb.ac.id.
Host
 yang bernama unit mempunyai beberapa MX record yaitu unit, gtw dan 
mx.itb.ac.id. Angka-angka 10 20 dan 50 tersebut menyalakan bahwa apabila
 ada mail datang untuk host unit.salman.itb.ac.id, harap mail tersebut 
disampaikan ke unit.itb.ac.id pada usaha pertama, Bila usaha pertama 
gagal ( unit.salman.itb.ac.id sedang crash, down ) , pengantaran email 
dilanjutkan ke gtw.salman.itb.ac.id dan apabila gagal juga diantarkan ke
 mx.itb.ac.id. Demian arti dari multiple MX record pada host unit.
Konfigurasi file /var/named/db.cache
File ini menginformasikan kepada server, dimana letak server zone “root”. Untuk mendapatan file ini, anda harus melakukan ftp ke rs.internic.net, dengan lokasi direktori  /domain/named.root. ubah nama file ini menjadi db.cache dan letakkan dibawah direktori /etc/namedb
Jangan lupa untuk mencopy file tersebut ke direktori /var/named.
Cara lain adalah dengan mengcopy file cache-default yang biasanya ada dalam source program named ke file db.cache.
# cp cache-default /var/named/db.cache
Format dari file db.cache ialah sebagai berikut.
; This file holds the information on root name servers needed to
;       initialize cache of Internet domain name servers
;       (e.g. reference this file in the "cache  .  <file>"
;       configuration file of BIND domain name servers).
;
;       This file is made available by InterNIC registration services
;       under anonymous FTP as
;           file                /domain/named.root
;           on server           FTP.RS.INTERNIC.NET
;       -OR- under Gopher at    RS.INTERNIC.NET
;           under menu          InterNIC Registration Services (NSI)
;              submenu          InterNIC Registration Archives
;           file                named.root
;
;       last update:    Aug 22, 1997
;       related version of root zone:   1997082200
;
;
; formerly NS.INTERNIC.NET
;
.                        3600000  IN  NS    A.ROOT-SERVERS.NET.
A.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     198.41.0.4
;
; formerly NS1.ISI.EDU
;
.                        3600000      NS    B.ROOT-SERVERS.NET.
B.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     128.9.0.107
;
; formerly C.PSI.NET
;
.                        3600000      NS    C.ROOT-SERVERS.NET.
C.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.33.4.12
;
; formerly TERP.UMD.EDU
;
.                        3600000      NS    D.ROOT-SERVERS.NET.
D.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     128.8.10.90
;
; formerly NS.NASA.GOV
;
.                        3600000      NS    E.ROOT-SERVERS.NET.
E.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.203.230.10
;
; formerly NS.ISC.ORG
;
.                        3600000      NS    F.ROOT-SERVERS.NET.
F.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.5.5.241
;
; formerly NS.NIC.DDN.MIL
;
.                        3600000      NS    G.ROOT-SERVERS.NET.
G.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.112.36.4
;
; formerly AOS.ARL.ARMY.MIL
;
.                        3600000      NS    H.ROOT-SERVERS.NET.
H.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     128.63.2.53
;
; formerly NIC.NORDU.NET
;
.                        3600000      NS    I.ROOT-SERVERS.NET.
I.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.36.148.17
;
; temporarily housed at NSI (InterNIC)
;
.                        3600000      NS    J.ROOT-SERVERS.NET.
J.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     198.41.0.10
;
; housed in LINX, operated by RIPE NCC
;
.                        3600000      NS    K.ROOT-SERVERS.NET.
K.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     193.0.14.129 
;
; temporarily housed at ISI (IANA)
;
.                        3600000      NS    L.ROOT-SERVERS.NET.
L.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     198.32.64.12
;
; housed in Japan, operated by WIDE
;
.                        3600000      NS    M.ROOT-SERVERS.NET.
M.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     202.12.27.33
; End of File
Konfigurasi File Reverse Database
File
 ini berisikan database kebalikan dari database domain. Dalam database 
domain sebelumnya dinyatakan dari nama host ke alamat ip sedangkan pada 
reverse database sebaliknya yaitu dari nomor ip ke nama host. Untuk 
keperluan pemetaan ini diperlukan tipe resouce record yang berupa 
pointer (PTR) Format:
[oktet] IN PTR hostname
Keterangan : 
oktet       : oktet terakhir ip addres
hostname    : nama host yang akan di resove.
Berikut contoh lengkapnya :
Nama file : "db.167.205.206” . File ini merupakan file yang dideklarasikan di file named.conf pada zona “206.205.167.in-addr.arpa”
@       IN      SOA     ns.salman.itb.ac.id. admin.ns.salman.itb.ac.id. (
        2001090100  ; Serial
        86400           ; Refresh every 24 hours
        3600            ; Retry every 1 hours
        2592000         ; Expire after 1 month
        25200   )       ; Minimum ttl of 7 Hours
        IN      NS      ns.salman.itb.ac.id.
97          IN PTR     gtw.salman.itb.ac.id.
100          IN PTR    ns.salman.itb.ac.id.
101       IN PTR   unit.salman.itb.ac.id.
109    IN PTR     attaqwa.salman.itb.ac.id.
110    IN PTR attaubah.salman.itb.ac.id 
Konfigurasi file /var/named/db.127.0.0
Konfigurasi file ini sama untuk semua jenis server, baik itu primary, secondary, ataupun cache-only server.
@       IN      SOA     localhost. root.localhost.  (
                                      1997022700 ; Serial
                                      28800      ; Refresh
                                      14400      ; Retry
                                      3600000    ; Expire
                                      86400 )    ; Minimum
              IN      NS      localhost.
1       IN      PTR     localhost.
Menjalankan Named
Setelah
 file named.conf, database domain dan reverse sudah selesai dibuat, maka
 named tinggal dijalankan. Untuk menjalankannya ada beberapa pilihan 
command. Cara pertama yang paling umum :
# named –b /etc/namedb/named.conf
Atau
 command kedua yang merupakan sebuah interface yang memudahkan user 
untuk menjalankan, memberhentikan, melihat status, mereload dari proses 
named. Command ini bernama ndc ( named daemon control ).
Untuk menjalankan named :
# ndc start
Untuk memberhentikan named :
# ndc stop
Cara ketiga yang bisa digunakan untuk menjalankan ataupun menstop named adalah engan mengeksekusi script program pad file /etc/rc.d/init.d/named
Cara ketiga yang bisa digunakan untuk menjalankan ataupun menstop named adalah engan mengeksekusi script program pad file /etc/rc.d/init.d/named
# /etc/rc.d/init.d/named start
Untuk menghentikannya :
# /etc/rc.d/init.d/named stop
Biasanya
 ada permintaan untuk menambahkan host baru pada domain yang telah ada. 
Maka file database domain perlu diedit sewaktu named masih berjalan. 
Setelah di edit selanjutnya named perlu di stop dan dimulai lagi atau 
dengan kata lain di reload. Untuk melakukannya :
# ndc reload
atau
# named.reload
Untuk detailnya silahkan baca manualnya.
Setelah
 named dijalankan, berarti DNS server kita sudah siap untuk menerima 
request dari client. Nah, bagi client yang akan melakukan request ke DNS
 server, sebelumnya perlu untuk mensetting ke DNS server mana dia akan 
melakukan request. Untuk itu tambahkan nama DNS server yang kita 
inginkan pada file /etc/resolve.conf
Contoh isi file /etc/resolve.conf:
domain salman.itb.ac.id
server 167.205.206.100
File
 diatas menunjukkan bahwa untuk domain salman.itb.ac.id, host kita 
menggunakan DNS server yang punya IP address 167.205.206.100
Testing
Selanjutnya,
 setelah named berjalan perlu juga di test untuk melihat apakah service 
sudah berjalan semestinya. Tool untuk testingnya ialah nslookup.
# nslookup
Default Server:  ns.salman.itb.ac.id
Address:  0.0.0.0
>
Setelah prompt “ > “ keluar, maka server siap untuk ditanyai. Untuk memilih server yang akan ditanyai tinggal ketik :
> server ns.server.baru.co.id
Default Server:  ns.server.baru.co.id
Address:  167.205.22.123
Untuk menanyakan ip address dari host, tinggal ketik nama host.
> attaqwa.salman.itb.ac.id
Server:  ns.salman.itb.ac.id
Address:  167.205.206.100
Name:    attaqwa.salman.itb.ac.id
Address:  167.205.206.109
Begitu pula untuk menanyakan nama host dari ip address
> 167.205.206.109
Server: ns.salman.itb.ac.id
Address:  167.205.206.100
Name:    attaqwa.salman.itb.ac.id
Address:  167.205.206.109
Perintah tambahan:
·         host –a domain_name
Untuk melihat host apa saja yang terdaftar dalam DNS server yang menangani suatu domain.
·         host –l domain_name
Untuk melihat daftar server yang menangani domain tertentu.
Petunjuk pengerjaan
SI DNS SERVER
( LINUX)
Pendahuluan
Konfigurasi
 yang akan dibicarakan di sini adalah versi 8.1.2, bukan 4.x. Kedua 
versi ini sedikit mempunyai perbedaan. Konfigurasi ini akan dibagi-bagi 
lagi menjadi jenis-jenis DNS  yaitu cache, primary dan secondary.
Secara umum file-file yang perlu dibuat adalah :
·         Named.conf
File
 ini merupakan file konfigurasi utama dari named. Di file inilah akan 
dinyatakan file-file database yang akan digunakan untuk menterjemahkan 
IP address ke Hostname atau sebaliknya.
·         File database domain
File ini berisikan nama-nama host dari sebuah domain  yang di mapping ke ip addressnya .
·         File database reverse domain
Kebalikan dari file database domain, file ini memuat daftar ip address yang dimapping ke host name dari domain tertentu.
Ketiga
 file ini mutlak dibutuhkan untuk membuat name server. Untuk DNS tipe 
cache, hanya file pertama yang dibutuhkan. Sedangkan file kedua dan 
ketiga diperlukan untuk primary dan secondary server.
Konfigurasi File Named.conf
File
 ini merupakan file utama dan yang pertama dibaca sewaktu memulai named.
 File ini berisikan jenis server apa yang akan dibuat, apa saja 
nama-nama file database domain dan reverse-nya ( kebalikannya ). Berikut
 diterangkan beberapa optionsnya :
1. Letak file konfigurasi 
Syntax :
          options     {
          directory    /nama/direktori   ;
          };
Contoh :   options     {
          directory    /var/named;
                   };
2. Pengaturan zone
Syntax :
          zone  "nama.zone.com" {
              type jenis_type_server;
              file "nama_file_database_host" ;
          };
Contoh :   
zone  "salman.itb.ac.id" {
              type  master;
              file   "db.salman.itb.ac.id ";
          };
Jika jenis server yang akan digunakan adalah secondary atau dalam versi 8 ini disebut slave, maka sintaks yang digunakan :
          zone  "salman.itb.ac.id"  {
              type  slave;
              masters     {
                   167.205.206.100;
              };
          };
IP address yang disebutkan diatas merupakan IP address Domain Name Service 
Untuk zone root atau dengan kata lain ".", cara penggunaannya :
          zone  "."  {
              type hint;
              file "named.root";
          };
Zone-zone resolve, dapat dituliskan sebagai berikut :
          zone  "9.205.167" {
              type master;
              file "9.205.167.in-addr.arpa";
          };
Pada contoh di atas, zone “9.205.167” merupakan kumpulan ip address yang berada pada ip kelas C 167.205.9.x, mulai dari 167.205.9.0-167.205.9.255.
3. ACL (Access Control List) 
ACL
 adalah daftar alamat ip atau host. Daftar ini diperlukan bila ada rule 
yang mengharuskan. Misalnya DNS server ini hanya boleh dipakai oleh 
sekelompok tertentu saja, sisanya di tolak. Hal ini diperlukan untuk 
membuat DNS server yang diquery dari dalam firewall
acl name   {
           daftar_list_nama;
          };
Query
Dengan
 query ini, named dapat di set untuk memenuhi permintaan query dari 
host-host dengan ip tertentu saja. Selain ip-ip tersebut akan ditolak.
allow-query {
          167.205/16;
          }
Transfer
Seperti
 sudah dibicarakan sedikit di atas, hubungan antara primary ( master ) 
dengan secondary ( slave ) diperlukan sebuah sinkronisasi. Untuk 
melakukan transfer zone , master harus memberikan izinnya kepada slave 
seperti demikian :
allow-transfer {
          167.205.15.7;
          }
CONTOH FILE NAMED.CONF
Dalam
 contoh kali ini kita mengunakan domain salman.itb.ac.id, dan 
diasumsikan jaringan pada domain salman.itb.ac.id mempunyai network 
address 167.205.206.96.
options { 
     directory “/var/named/”;
     fetch-glue no;
recursion no;
allow-query {167.205.206.96/26;127.0.0/8;};
allow-transfer {167.205.206.99;};
 zone "." {
        type hint;
        file "db.cache";
};
zone "0.0.127.in-addr.arpa" {
        type master;
        file "db.127.0.0";
};                       
zone “salman.itb.ac.id”  in {
     type master;
     file “db.salman.itb.ac.id”;
};
zone “206.205.167.in-addr.arpa” in{
     type master ;
     file “db.167.205.206”;
};
Option “fetch-glue no”  digunakan bersama dengan option “recursion no”  untuk menjaga cache server dari “pertambahan” atau “terkorupsi”.
 Selain itu men-disable recursion membuat server kita menjadi mode 
pasif, tidak pernah mengirim request ke name server yang lain. Mode ini 
sulit di-spoof.
Option “allow-query” menyebutkan bahwa hanya komputer pada network address 167.205.206.96 dan komputer local saja yang bisa mengakses DNS server.
Option “allow-transfer “ menyebutkan IP address host yang menjadi  secondary name server.
Pada
 konfigurasi diatas kita terlihat bahwa kita mempunyai 4 file database 
yang terletak dibawah direktori /var/named/. File tersebut antara lain:
1.     db.cache 
Berisi daftar  root DNS yang ada di seluruh dunia.
2. db.127.0.0
Berisi mapping local hostname ke IP address
3. db.salman.itb.ac.id
Berisi mapping IP address ke hostname pada domain salman.itb.ac.id
4. db.167.205.206
 Berisi mapping  hostname ke IP address  pada domain salman.itb.ac.id
Konfigurasi File Database Name Server
Selain
 membuat file named.conf, file yang perlu kita buat adalah file database
 domain dan file reverse database domain Pada modul kali in akan dibahas
 tentang kedua file tersebut.
Konfigurasi File Database Domain 
Dalam
 file ini terdapat satu set informasi untuk setiap domain. Set informasi
 untuk suatu domain bisa berupa IP address, nama alias , nama sever yang
 bertanggung jawab atas domain tersebut dan lain-lain.
Masing-masing informasi dalam satu set informasi disebut “resource record”.
Format standart untuk setiap resource record dalam file database domain adalah :
<hostname atau zona> <ttl> <address class> <tipe> <catatan spesifik>
Keterangan :
1.     Field pertama ialah nama  domain atau bisa juga  namat host yang akan diresolve. Penulisan field ini selalu dimulai pada kolom pertama.
Untuk
 semua resource record selain resource record pertama dalam suatu file, 
field ini boleh dikosongkan. Jika field ini dikosongkan maka domain yang
 tidak disebutkan ini akan merujuk ke resource record pertama.
2.     ttl
 (time to live) adalah waktu lamanya data boleh disimpan dalam file 
database ini. Bila field ini dikosongkan maka TTL dipakai adalah TTL 
yang disebutkan dalam resourch record SOA (Start Of Autority). SOA akan 
diterangkan setelah ini.
3.     address class . hanya satu class yang di support, yaitu IN, untuk Internet class.
4.     Type resource record : 
Beberapa tipe yang banyak dipakai adalah
A.   SOA (Start of Authority)
Untuk
 mendeklarasikan suatu zona dan pengaturnya. Record ini mutlak 
diperlukan dalam suatu name server. Setiap zona hanya memiliki sebuah 
zona.
<zona> IN SOA <origin> <contact> (
serial
refresh
retry
expire
minimum
)
-Zona    : Mendefinisikan zona DNS
-Origin   : Primary DNS server
- Contact :
 email address dari administrator/penanggung jawab dari Name Server ini.
 Tanda @ pada email address diganti dengan tanda . ( titik).
-Serial   :
 Nomor seri zona file yang merupakan salah satu acuan bagi secondary 
server, apakah record yang ada lebih baru. Sebaiknya disesuaikan dengan 
saat pembuatan file, sintak yang dianjurkan adalah YYYYMMDDHHmm 
(tahun-bulan-tanggal-jam-menit). Sintak seperti di atas akan membantu 
dalam melacak perubahan.
-Refresh      : Selang waktu untuk secondary server mengecek data di  primary server.
-Retry  : Lama waktu tunggu bagi secondary server untuk mengulangi pengecekan jika usaha pengecekan sebelumnya gagal.
-Expire  : Lama waktu data di secondary server kadaluarsa sejak kegagalan refresh.
-Minimum : nilai time to live untuk semua record.
B. Name Server Record
Merupakan identifikasi DNS server untuk sebuah domain.
Format yang umunya dipakai :
[domain} IN NS dns_server
Keterangan:
·         domain      : domain yang ditangani oleh dns server yang disebutkan dalam field dns_server
·         .dns_server :  Hostname dari server yang bertanggung jawab atas domain tersebut di depan.
C. Mail Exchanger
Mail exchanger adalah sebuah server yang menyediakan service untuk menerima atau meneruskan  mail
 untuk / dari host lainnya. Mirip dengan sebuah relay untuk meneruskan 
mail. Pada MX record ini terdapat sebuah angka prioritas, yang semakin 
rendah angkanya berarti semakin tinggi prioritasnya. Priorotas di sini 
dimaksudkan untuk host yang mempunyai beberapa MX record.
Format:
name IN  MX prioritas    host
Keterangan:
·         name    : hostname atau domai tujuan pengiriman email
·         prioritas  : tingkat prioritas mail exchanger yang akan digunakan untuk me-redirect mail ke ‘name’. Hal ini diperlukan karena suatu mail server bisa saja mempunyai mail exchanger lebih ar satu.
·         Host    : hostname dari mail exchanger.
D. Aliasing
Seperti
 arti katanya, aliasing berfungsi untuk memberikan nama lain kepada 
sebuah host yang sudah punya nama. Jenis record yang digunakan bernama 
CNAME ( Canonical Name ).
Format :
alias    IN  CNAME    host
Keterangan:
-          alias  : nama alias
-          host   : nama asli host asli
E.   Address record 
Untuk memetakan hostname ke IP address. Format:
hostname IN A address 
Keterangan:
Host   : nama suatu host. Hostname ini ditulis secara relatif terhadap domain host tersebut. Misalakn host students.ee.itb.ac.id akan ditulis students saja pada file database untuk zona ee.itb.ac.id
Address : IP address dari host tersebut diatas.
Contoh lengkap untuk domain salman.itb.ac.id
Nama file : “/var/named/db.salman.itb.ac.id”. File ini merupakan file yang dideklarasikan di file named.conf pada zona “salman.itb.ac.id”.
    @ IN      SOA     ns.salman.ac.id.  admin.ns.salman.itb.ac.id.(
                        2001090100    ;serial thblntglnomor
                        86400         ;refresh setiap  12 jam
                        3600          ; retry 1 jam
                        3600000       ; expire 1000 jam
                        86400 )       ;TTL
                        IN      NS     ns.salman.itb.ac.id.
gtw                   IN          A       167.205.207.27
                        IN        A       167.205.206.97
ns              IN           A    167.205.206.100
localhost           IN      A       127.0.0.1
attaqwa               IN      A       167.205.206.109
attaubah          IN      A       167.205.206.110
unit             IN      A       167.205.206.101
                        IN      MX 10   unit
                        IN      MX 20   gtw
                        IN      MX 50   mx.itb.ac.id.
Host
 yang bernama unit mempunyai beberapa MX record yaitu unit, gtw dan 
mx.itb.ac.id. Angka-angka 10 20 dan 50 tersebut menyalakan bahwa apabila
 ada mail datang untuk host unit.salman.itb.ac.id, harap mail tersebut 
disampaikan ke unit.itb.ac.id pada usaha pertama, Bila usaha pertama 
gagal ( unit.salman.itb.ac.id sedang crash, down ) , pengantaran email 
dilanjutkan ke gtw.salman.itb.ac.id dan apabila gagal juga diantarkan ke
 mx.itb.ac.id. Demian arti dari multiple MX record pada host unit.
Konfigurasi file /var/named/db.cache
File ini menginformasikan kepada server, dimana letak server zone “root”. Untuk mendapatan file ini, anda harus melakukan ftp ke rs.internic.net, dengan lokasi direktori  /domain/named.root. ubah nama file ini menjadi db.cache dan letakkan dibawah direktori /etc/namedb
Jangan lupa untuk mencopy file tersebut ke direktori /var/named.
Cara lain adalah dengan mengcopy file cache-default yang biasanya ada dalam source program named ke file db.cache.
# cp cache-default /var/named/db.cache
Format dari file db.cache ialah sebagai berikut.
; This file holds the information on root name servers needed to
;       initialize cache of Internet domain name servers
;       (e.g. reference this file in the "cache  .  <file>"
;       configuration file of BIND domain name servers).
;
;       This file is made available by InterNIC registration services
;       under anonymous FTP as
;           file                /domain/named.root
;           on server           FTP.RS.INTERNIC.NET
;       -OR- under Gopher at    RS.INTERNIC.NET
;           under menu          InterNIC Registration Services (NSI)
;              submenu          InterNIC Registration Archives
;           file                named.root
;
;       last update:    Aug 22, 1997
;       related version of root zone:   1997082200
;
;
; formerly NS.INTERNIC.NET
;
.                        3600000  IN  NS    A.ROOT-SERVERS.NET.
A.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     198.41.0.4
;
; formerly NS1.ISI.EDU
;
.                        3600000      NS    B.ROOT-SERVERS.NET.
B.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     128.9.0.107
;
; formerly C.PSI.NET
;
.                        3600000      NS    C.ROOT-SERVERS.NET.
C.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.33.4.12
;
; formerly TERP.UMD.EDU
;
.                        3600000      NS    D.ROOT-SERVERS.NET.
D.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     128.8.10.90
;
; formerly NS.NASA.GOV
;
.                        3600000      NS    E.ROOT-SERVERS.NET.
E.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.203.230.10
;
; formerly NS.ISC.ORG
;
.                        3600000      NS    F.ROOT-SERVERS.NET.
F.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.5.5.241
;
; formerly NS.NIC.DDN.MIL
;
.                        3600000      NS    G.ROOT-SERVERS.NET.
G.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.112.36.4
;
; formerly AOS.ARL.ARMY.MIL
;
.                        3600000      NS    H.ROOT-SERVERS.NET.
H.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     128.63.2.53
;
; formerly NIC.NORDU.NET
;
.                        3600000      NS    I.ROOT-SERVERS.NET.
I.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     192.36.148.17
;
; temporarily housed at NSI (InterNIC)
;
.                        3600000      NS    J.ROOT-SERVERS.NET.
J.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     198.41.0.10
;
; housed in LINX, operated by RIPE NCC
;
.                        3600000      NS    K.ROOT-SERVERS.NET.
K.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     193.0.14.129 
;
; temporarily housed at ISI (IANA)
;
.                        3600000      NS    L.ROOT-SERVERS.NET.
L.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     198.32.64.12
;
; housed in Japan, operated by WIDE
;
.                        3600000      NS    M.ROOT-SERVERS.NET.
M.ROOT-SERVERS.NET.      3600000      A     202.12.27.33
; End of File
Konfigurasi File Reverse Database
File
 ini berisikan database kebalikan dari database domain. Dalam database 
domain sebelumnya dinyatakan dari nama host ke alamat ip sedangkan pada 
reverse database sebaliknya yaitu dari nomor ip ke nama host. Untuk 
keperluan pemetaan ini diperlukan tipe resouce record yang berupa 
pointer (PTR) Format:
[oktet] IN PTR hostname
Keterangan : 
oktet       : oktet terakhir ip addres
hostname    : nama host yang akan di resove.
Berikut contoh lengkapnya :
Nama file : "db.167.205.206” . File ini merupakan file yang dideklarasikan di file named.conf pada zona “206.205.167.in-addr.arpa”
@       IN      SOA     ns.salman.itb.ac.id. admin.ns.salman.itb.ac.id. (
        2001090100  ; Serial
        86400           ; Refresh every 24 hours
        3600            ; Retry every 1 hours
        2592000         ; Expire after 1 month
        25200   )       ; Minimum ttl of 7 Hours
        IN      NS      ns.salman.itb.ac.id.
97          IN PTR     gtw.salman.itb.ac.id.
100          IN PTR    ns.salman.itb.ac.id.
101       IN PTR   unit.salman.itb.ac.id.
109    IN PTR     attaqwa.salman.itb.ac.id.
110    IN PTR attaubah.salman.itb.ac.id 
Konfigurasi file /var/named/db.127.0.0
Konfigurasi file ini sama untuk semua jenis server, baik itu primary, secondary, ataupun cache-only server.
@       IN      SOA     localhost. root.localhost.  (
                                      1997022700 ; Serial
                                      28800      ; Refresh
                                      14400      ; Retry
                                      3600000    ; Expire
                                      86400 )    ; Minimum
              IN      NS      localhost.
1       IN      PTR     localhost.
Menjalankan Named
Setelah
 file named.conf, database domain dan reverse sudah selesai dibuat, maka
 named tinggal dijalankan. Untuk menjalankannya ada beberapa pilihan 
command. Cara pertama yang paling umum :
# named –b /etc/namedb/named.conf
Atau
 command kedua yang merupakan sebuah interface yang memudahkan user 
untuk menjalankan, memberhentikan, melihat status, mereload dari proses 
named. Command ini bernama ndc ( named daemon control ).
Untuk menjalankan named :
# ndc start
Untuk memberhentikan named :
# ndc stop
Cara ketiga yang bisa digunakan untuk menjalankan ataupun menstop named adalah engan mengeksekusi script program pad file /etc/rc.d/init.d/named
Cara ketiga yang bisa digunakan untuk menjalankan ataupun menstop named adalah engan mengeksekusi script program pad file /etc/rc.d/init.d/named
# /etc/rc.d/init.d/named start
Untuk menghentikannya :
# /etc/rc.d/init.d/named stop
Biasanya
 ada permintaan untuk menambahkan host baru pada domain yang telah ada. 
Maka file database domain perlu diedit sewaktu named masih berjalan. 
Setelah di edit selanjutnya named perlu di stop dan dimulai lagi atau 
dengan kata lain di reload. Untuk melakukannya :
# ndc reload
atau
# named.reload
Untuk detailnya silahkan baca manualnya.
Setelah
 named dijalankan, berarti DNS server kita sudah siap untuk menerima 
request dari client. Nah, bagi client yang akan melakukan request ke DNS
 server, sebelumnya perlu untuk mensetting ke DNS server mana dia akan 
melakukan request. Untuk itu tambahkan nama DNS server yang kita 
inginkan pada file /etc/resolve.conf
Contoh isi file /etc/resolve.conf:
domain salman.itb.ac.id
server 167.205.206.100
File
 diatas menunjukkan bahwa untuk domain salman.itb.ac.id, host kita 
menggunakan DNS server yang punya IP address 167.205.206.100
Testing
Selanjutnya,
 setelah named berjalan perlu juga di test untuk melihat apakah service 
sudah berjalan semestinya. Tool untuk testingnya ialah nslookup.
# nslookup
Default Server:  ns.salman.itb.ac.id
Address:  0.0.0.0
>
Setelah prompt “ > “ keluar, maka server siap untuk ditanyai. Untuk memilih server yang akan ditanyai tinggal ketik :
> server ns.server.baru.co.id
Default Server:  ns.server.baru.co.id
Address:  167.205.22.123
Untuk menanyakan ip address dari host, tinggal ketik nama host.
> attaqwa.salman.itb.ac.id
Server:  ns.salman.itb.ac.id
Address:  167.205.206.100
Name:    attaqwa.salman.itb.ac.id
Address:  167.205.206.109
Begitu pula untuk menanyakan nama host dari ip address
> 167.205.206.109
Server: ns.salman.itb.ac.id
Address:  167.205.206.100
Name:    attaqwa.salman.itb.ac.id
Address:  167.205.206.109
Perintah tambahan:
·         host –a domain_name
Untuk melihat host apa saja yang terdaftar dalam DNS server yang menangani suatu domain.
·         host –l domain_name
Untuk melihat daftar server yang menangani domain tertentu.
Petunjuk pengerjaan
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar